SAJAK PENGHUJUNG TAHUN: Pablo Neruda, "Penyair Angkasa"
Apakah ia datang pada, kalian Gidean , [1] Rilkean , [2] juru niaga cendekia, jalan samar, keliru pawang sihir keberadaan kita, kaum surealis kupu-kupu yang menyala-nyala pada daging busuk, diri terkini mayat dataran luas, tempayak hijau dalam keju dari Ibu kota—apa yang telah kau perbuat di kerajaan sekarat, dalam wawasan atas kemanusiawian tak bernama dan mufakat diam mereka menjengkelkan, kepala-kepala tenggelam dalam sisa-sisa, yang tergaruk sari pati hidup terinjak-injak? Terbang dan meloloskan diri: tiada lagi. Kau jajakan kulit tumpuk timbunan sampah, menyelidik demi sebuah surga rambut, tumbuhan cabar hati, kupasan kuku jari: “Indah murni”, “sihir”— segala yang piranti malang si pengecut memalingkan pandangan mereka, menjeling curiga, melepas bola mata lembut mereka, mengakar dalam sebuah pinggan pembilasan dan sampah terempas padamu di sana dari sang tuan, membuta pada yang berlalu yang bekerja dalam batu, menyangkal seluruh perselisihan, ta...