ETUDE DI SUATU MASA
Kata-kata telah jatuh, mungkin hujan.
Hening meletuskan nyanyian
sekuntum kembang malam
yang mekar
di kebun seorang sufi.
Sekali waktu debur hangat matahari
yang dikuduskan
mulai menitahkan gerimis pergi.
Bagaimana waktu akan mencari
nada pertama pertemuan.
Lagu ini terus sembunyi,
ke balik pohon malam.
Lagu musim berakhir hujan.
Ada sungai panjang
menjadi tampungan hati.
Sungai dari masa silam,
tempat senandung murni hari.
Aku harus tidur,
sambil menyalakan mimpimu.
Tidur, dengan matahari tugur.[1]
Minggu demi minggu, bulan memangkas
warna malam; puncak-puncak
pohon kini silau
oleh gema cahaya.
Pada denyut pertama,
alun tengah hari. Pada rentang
yang melintas refrain[2]
keterjagaan kita.
Oh, seluruh hari menjadi sebuah kidung
yang menganyam api dalam perapian
di ruang tamu kehadiran.
Adakah yang bertandang,
adakah kehilangan mendapati
pengganti?
Pada titi nada ke berapa,
segalanya risih. Lambaian jauh,
sebuah baris bunyi
merdu.
2025
Comments
Post a Comment