OH, KAPTEN! KAPTENKU! (Walt Whitman)
Oh, Kapten! Kaptenku! Perjalanan
menakutkan kita telah usai,
Kapal itu telah termakan cuaca di tiap
para-para, anugerah kita cari telah dimenangkan,
Pelabuhan dekat, genta kudengar,
segenap khalayak bersukacita,
Sejauh mata lunas kokoh, kapal teguh
dan menantang;
Duhai, sayang! Sayang! Sayang!
Duhai, tetesan mengucur merah,
Di sana di dek Kaptenku berbaring,
Gugur oleh maut dan beku.
Oh, Kapten! Kaptenku! Bangkitlah dan
simak genta;
Bangkit—bagimu panji terbentang—bagimu
terompet bergetar,
Bagimu buket dan kalungan bunga
berpita—bagimu pesisir gempita,
Bagimu mereka mengelu-elu, khalayak
mengalun, raut muka mengharap mereka menoleh;
Inilah, Kapten! Pandu terhormat!
Lengan ini menopang kepalamu!
Mimpilah ini dari dek kapal,
Engkau telah gugur oleh maut dan beku.
Kaptenku tak menyahut, bibirnya pucat
dan hening,
Panduku tiada merasakan lenganku, tak
punya detak atau juga kehendak,
Kapal melepas jangkar sentosa,
pengembaraan ini ditutup dan usai,
Dari perjalanan menakutkan kapal
kejayaan tiba bersama kemenangan tuju;
Bersoraklah, duhai, pesisir, dan berdentanglah, duhai, genta!
Namun kususuri jejak nestapa,
Melintasi dek Kaptenku berbaring,
Gugur oleh maut dan beku.
Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Rudiana Ade Ginanjar. Diperoleh dari
sajak berjudul “O Captain, My Captain” karya Walt Whitman, dalam laman https://poets.org, diakses pada 17 November 2023. Hak cipta dilindungi
oleh Undang-Undang.
Comments
Post a Comment