JANUARI UTAMA
Octavio Paz, 1914-1998
Pintu-pintu tahun membuka
seperti pintu-pintu bahasa
menuju yang tak terketahui.
Semalam kau berkata padaku:
esok
kita mesti menerka pertanda,
merancang pandang, mereka-reka rencana
pada halaman ganda
dari hari dan kertas.
Esok, kita mesti menemu,
sekali lagi,
kenyataan dunia ini.
Aku terlambat membuka mata.
Dalam sedetik dari sedetik
aku rasakan apa yang suku Aztek rasakan,
di puncak semenanjung,
berbaring menunggu
waktu yang tak pasti kembalinya
melalui celah-celah cakrawala.
Tapi tidak, tahun telah kembali.
Ia memenuhi seluruh ruang
hingga tatapanku hampir menyentuhnya.
Waktu, dengan tanpa bantuan kita,
telah menempatkan
dengan saksama tatanan yang sama seperti kemarin
rumah-rumah di jalanan lengang,
salju pada rumah-rumah,
kebisuan pada salju.
Kau di sampingku,
masih lelap.
Hari telah menemukanmu
tapi kau belum mau menerima
menjadi temuan hari.
—Mungkin tidak menjadi temuanku, juga.
Kau dalam hari yang lain.
Kau di sampingku
dan aku melihatmu, seperti salju,
lelap di antara gelagat-gelagat.
Waktu, dengan tanpa bantuan kita,
menemukan rumah-rumah, jalanan, pepohonan,
dan perempuan-perempuan tidur.
Ketika kau membuka matamu
kita akan melangkah, sekali lagi,
di antara jam-jam dan temuan-temuannya.
Kita akan melangkah di antara gelagat-gelagat
dan menjadi saksi atas waktu dan tasrif-tasrifnya.
Barangkali kita akan membuka pintu-pintu hari.
Lantas kita hendak memasuki yang tak terketahui.
Dari terjemahan Bahasa Inggris oleh Elizabeth Bishop. Dari A Draft of Shadow and Other Poems karya Octavio Paz. Diterjemahkan oleh Rudiana Ade Ginanjar. (Sumber: www.pgrnair.blogspot.com).
Comments
Post a Comment