Posts

SEORANG BANGSAWAN WELAS ASIH (T. S. Eliot)

    MUSTAHIL UNTUK MENGABAIKAN faedah pengetahuan dan kritik yang diperlihatkan oleh buku anumertanya George Wyndham, dan mustahil bersinggungan dengan buku itu semata-mata faedahnya akan pengetahuan dan kritik. Maka ikhtiar untuk melakukan itu akan menempati urutan pertama ketidakadilan, selayaknya sebuah karya anumerta, dan buku anumerta menawarkan sejumlah perhatian pribadi kepada penulis mereka. Buku ini merupakan sekumpulan esai dan amanat, disusun dalam urutan sekarang ini oleh Tuan Whibley; [1] mereka diniatkan oleh pengarangnya untuk dibentuk kembali dalam suatu volume mengenai “kesusastraan romantik”; mereka bergerak dari suatu pencarian cerdik demi penanggalan awal dari Romantisisme, melalui Renaisans Prancis dan Inggris, ke Sir Walter Scott. [2] Di tempat kedua, esai-esai tersebut mewakili karya kesusastraan seorang manusia yang memperoleh kehormatan utamanya dalam kehidupan politik. Di tempat ketiga, pria ini mengukuhkan suatu golongan, suatu golongan orang Inggris. Golon

SANG PANGERAN KECIL (Antoine de Saint-Exupery)

Sang Pangeran Kecil     Sungguh gila membenci semua mawar sebab kau tergores sebatang onak. Menyerah pada mimpi sebab satu mimpi tiada menjadi. Tiada yakin dalam doa sebab satu doa tiada terkabul.   Mengutuk semua temanmu sebab satu menghianat, tak meyakini asmara sebab seseorang tidak percaya atau tak mencintaimu pula. Membuang semua kesempatanmu untuk bahagia sebab tiada berhasil pada upaya pertama.   Akan selalu ada peluang lainnya, teman lainnya, cinta lainnya, sebentuk kekuatan baru. Dalam tiap akhir, selalu ada sebentuk awal baru….   Dan kini inilah rahasiaku, sebuah rahasia amat sederhana: Semata dengan hati hingga seorang mampu tepat melihat; apa yang hakiki tak kasatmata.           Diperoleh dari judul “The Little Prince” karya Antoine de Saint-Exupery. Diterjemahkan oleh Rudiana Ade Ginanjar . Sumber: FB. All rights reserved . 

TANGISAN

Sajak Rudiana Ade Ginanjar Tangisan   Mereka mengusung si tawanan             ke tangan yang diberkahi.   Hari berkurban. Pulau-pulau melangut,             usai takbir asing dibunyikan hujan.   Dataran ini, memanjang ke masa-masa kanak dan melelapkanku. Mereka yang menanyakan kehadiran             urung menemu simpul bagi si tawanan; sapi dan kambing, lenguhan dan embikan turun dari tonggak tambatan.   Kepala-kepala yang dirayapi gerimis kini mulai mengerti:             doa-doa itu suci, puasa yang putih melupa sejarah dosa Adam.   2023  

SUARA PENYAIR MUDA JURANG ARA (Ulasan Buku)

Image
  Oleh: Rudiana Ade Ginanjar   PERJUMPAAN PERTAMA LAZIM memberi kesan tak terlupakan. Hal itu pula yang dialami Norrahman Alif dengan puisi. Upayanya untuk mengenal lebih dekat terhadap entitas baru yang disebut puisi menimbulkan dampak dari sisi emosi dan perilaku. Perasaan tiap manusia menemukan raut-penajam yang membuatnya tak abai terhadap situasi di luar diri, memberi pandangan pikir baru yang terasa filosofis, pencarian jati diri, dan beberapa pertanyaan lain timbul karena puisi. Bukan hanya kepada hawa, sosok yang menanam pesona dalam tiap pertemuan pertama, diri kita kerap mendapat magnet perhatian baru dalam keberadaan ruang yang berbeda, tradisi lain yang karenanya kita merasa seakan tertinggal jauh atau terasing, atau kehendak untuk memasuki satu wilayah keterikatan baru di mana pengenalan antarkepribadian berlangsung. Segalanya memberi rangsangan ( impulse ) dan penyair mencoba melakukan dialog dengan bahasa baru tersebut meski terbata-bata. Lazim pula dipahami bahwa tema p

HARI RAYA

  Sajak Rudiana Ade Ginanjar Hari Raya   Sambil memejam mata, kudengar lantun sunyi. Jam bergerak lambat, kata-kata telah berhenti bicara.   Di ruang antara diriku dan masa lalu hanya mimpi terus terjaga. Kulambaikan bimbang, kutengok kenang.   Masih dalam raut wajah kusut dan mentari hanyut dalam bisik kata pisah:             sebuah lenguh tinggi ketika kusadari tahun-tahun telah lewat menjelma kata tanya.   Syawal, syawal....   Sebuah pertemuan kembali dari bulan khalwat; warna-warna menyapu cahaya dan diri yang tak kunjung menemu perlahan mendekap sisa-sisa perjamuan             di hari mereka bertandang.   2023